190630092212-dagin.jpg

Sirip hiu menjadi semakin diburu

HIDANGAN berbahan sirip ikan hiu mungkin sudah sering Anda santap. Tak hanya siripnya, daging hiu juga bisa diolah menjadi menu lezat dan konon bisa menambah stamina.

Harga sajian berbahan baku ikan hiu yang mahal membuat menu ini begitu prestisius. Selama ini kebanyakan pencinta menu bercita rasa tinggi, hanya mengenal sirip ikan hiu sebagai sajian yang mengundang selera.

Sesungguhnya, meski sebagian jenis ikan hiu terancam punah dan langka, mengonsumsinya justru menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Daging hiu mengandung merkuri melebihi ambang batas, menurut Prof. Dr. Ahmad Sulaeman, Guru Besar bidang keamanan pangan dari Institut Pertanian Bogor. “Metabolisme dagingnya, begitu mati, membentuk biogenik amines yang bikin bau seperti air seni,” kata Sulaeman kepada Tirto.

Seorang netizen mengomentari topik daging hiu yang bau pesing seperti di bawah ini:

Hanya Mitos

Tak ada bukti ilmiah yang mendukung hidangan hiu bermanfaat positif bagi kesehatan. Sebaliknya, hiu memiliki kadar merkuri dan racun tertinggi pada ikan. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, mekanisme racun hiu terbentuk dari ketidakmampuan organisme laut mengeluarkan beberapa racun dan logam berat. Racun ini terakumulasi dalam tubuh ikan dengan memakan ikan lain. Proses ini bernama bioakumulasi. 

Berbahaya

Merkuri (Hg) adalah racun paling berbahaya dalam tubuh hiu. Jika ikan lain seperti, katakanlah, marlin hanya memiliki kadar merkuri pada level 0,5, tuna pada level 0,4, ikan kakap putih di bawah 0,4, lobster dan kepiting di bawah level 0,2, hiu adalah ikan dengan kadar merkuri mencapai level 1.

Organisasi di seluruh dunia, termasuk Badan Pelindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), menegaskan merkuri adalah racun neurotoksin berbahaya. Mereka memperingatkan wanita hamil, wanita yang berencana untuk hamil, atau anak-anak agar tidak mengonsumsi daging hiu.

Penelitian oleh Deepthi Nalluri dkk pada 2014 mengukur tingkat mono metil merkuri (MMHg)—bentuk merkuri paling toksik dan mudah menguap—pada 50 sirip hiu dari 13 spesies yang ditemukan dalam perdagangan internasional. Toksik ini terdapat pula pada 50 sampel sirip ikan hiu yang disajikan restoran seluruh Amerika Serikat. Hiu dengan tubuh mengandung merkuri tinggi adalah hiu martil (Sphyrnidae) karena ia memuncaki rantai makanan dalam ekosistem laut. Konsumsi semangkuk (240 mililiter) sup sirip ikan hiu mengandung konsentrasi MMHg sebanyak 17 persen lebih banyak dari jumlah rekomendasi Badan Pelindungan Lingkungan AS.

Buang Air Seni Melalui Insang

Bau pesing bukanlah kata yang tepat, bau Amonia adalah kata yang lebih tepat. Bukan cuma baunya, tapi daging hiu terasa lebih amis. Seperti makhluk hidup lainnya, hiu pasti akan mengeluarkan limbah nitrogen (urine) yang dihasilkan oleh metabolisme tubuhnya. Teleostei, atau ikan bertulang sejati, mengeluarkan limbah nitrogen dalam bentuk amonia. Amonia merupakan senyawa yang sangat beracun dan mengeluarkan amonia dari dalam tubuh membutuhkan air yang sangat banyak. Ikan mengganti cairan tubuh dengan meminum air.

Hiu di lain pihak masuk kedalam ikan bertulang rawan, mereka tidak dapat dengan mudah mengeluarkan limbah nitrogen berbentuk amonia dari tubuhnya, harus diubah menjadi senyawa yang kurang berbahaya yaitu urea, sehingga relatif lebih aman dalam aliran darah hiu . Urea tersebut juga memberi andil yang sangat penting dalam proses osmoregulasi hiu. Sistem Osmoregulasi pada ikan yang membatasi ikan tawar, payau, dan laut berada pada alam mereka.

Proses berubahnya amonia menjadi urea disebut siklus urea. Ketika hiu mati urea yang tersimpan dalam tubuh hiu pecah kembali menjadi amonia, hal itu yang menyebabkan daging hiu menjadi bau amis bukan karena hiu mengeluarkan urine melalui kulit. Hiu mengeluarkan urine melalui insang sama seperti ikan lainnya. ***

Dari berbagai sumber

Bagikan Twitter Facebook

Komentar

Pembuatan website kualitas premium dengan prosedur yang simple ANTI RIBET. Dijamin Anda tidak pusing! Biarkan kami yang bekerja. KLIK DISINI!

Konsultasi Gratis via WA via telp. 081802217179
'